AptX Berkembang, Dunia Audio Riang?
Di era yang sudah serba wireless yang ditandai dengan pemangkasan port audio jack 3,5mm pada beberapa perangkat seperti smartphone dan laptop. Hal ini menjadi keluhan bagi penikmat audio karena apabila ia menggunakan koneksi earphone wireless / TWS nyatanya kualitas audio yang dikeluarkan tidak sebagus ketika menggunakan earphone berkabel, apalagi dengan adanya latency atau delay yang pasti akan dirasakan ketika menggunakan TWS.
Sumber : SobatHape
Hal ini coba untuk dicari alternatifnya ada yang memakaikan DAC (Dedicated Audio Converter) pada perangkatnya atau bahkan ada yang menerimanya dengan menggunakan TWS dengan dukungan AptX. Lantas apa itu AptX? apakah dengan dukungan tersebut, kualitas audio yang dihasilkan sama dengan kualitas yang dihasilkan earphone berkabel? Hmm mari kita bahas..
1. Apa itu AptX
AptX merupakan singkatan dari Audio Processing Technology. Sebuah codec audio yang dimiliki oleh Qualcomm. Sebenarnya teknologi ini pertama kali dikembangkan oleh Dr. Stephen Smyth pada tahun 1980 dan diakuisisi oleh Qualcomm pada 2015. Sebelumnya pernah ada yang dinamakan SBC (Sub Band Coding) sebagai bagian dari A2DP dengan sampling rate di 44,1 kHz / 48 kHz SBC memiliki bit rate sebesar 345 kbit/detik dengan latensi di 170md-270md. Dibawah naungan Qualcomm aptX pertama kali diluncurkan pada tahun 2009 dengan chip besutan CSR8635 aptX ini mendukung 16bit dengan bit rate 325 kbit / dtk (@ 44,1 kHz) dan 384 kbit / dtk (@ 48 kHz) dengan latensi yang cukup ada peningkatan yaitu di 120md.
Dilanjutkan dengan aptX LL (Low Latency) di tahun 2012 dengan chip CSR8670, kurang sama dengan versi aptX yang terdahulunya namun di bagian bit rate hanya support di 352 kbit / dtk (@48 kHz) dan yang paling terasa di bagian latensi hanya 40md saja. Lalu pada 2016 dikembangkanlah yang namanya aptX HD logo ini sering kali ditemukan pada perangkat audio berkualitas sebagai kebanggaannya namun memiliki latensi yang cukup besar yaitu 200md. Menggunakan chip CSR8675 yang sudah support 16-bit dan 24-bit dengan bit rate 576 kbit / s (24 bit @ 48 kHz) dan latensi sebesar 200md. Untuk mengatasi kekurangannya itu pada 2018 kembali diluncurkan aptX Adaptive yang support 24-bit audio dengan sampling rate hingga 96 kHz dan dua variasi bit rate ada yang 279 kbit/dtk dan 420 kbit/dtk ditambah lagi latensi yang cukup menngaggumkan di 50 md-80 md.
2. Apa pengaruh dari perkembangan aptX tersebut?
Dengan berkembanganya teknologi audio terutama aptX, hal tersebut berimbas baik pada transfer data dan meningkatnya kualitas audio yang disalurkan. Meskipun begitu, kualitas audio yang disalurkan bluetooth dengan aptX ini juga tetap saja tidak sama dengan perangkat yang berkabel, hanya hampir mendekati saja.
Selain dari perangkat audio seperti earphone bluetooth yang support aptX, perangkat semisal handphone juga harus mendukung. Sedikitnya ada tujuh pilihan codec audio bluetooth yang biasanya ada pada smartphone kelas menengah keatas yaitu SBC, AAC, LDAC, Qualcomm aptX audio, Qualcomm aptX HD audio, Qualcomm aptX Adaptive audio, dan Qualcomm aptX+TWS+ audio. Oiya untuk menemui pilihan codec audio yang dipilih dapat dilihat pada Developer Options dengan mengklik version number di about phone sebanyak 5 kali. Namun cara ini akan berbeda tiap-tiap device.
Lalu apakah dengan kita menggunakan perangkat yang support aptX lantas audionya auto enak? Tidak selalu, enak atau tidaknya audio bergantung pada banyak faktor, misalnya mastering dari lagu itu sendiri, kuallitas lagu, dan spesifikasi perangkat audio yang digunakan. Intinya, aptX ini adalah teknologi yang dikembangkan untuk menjadikan tranfer data antar perangkat audio menjadi lebih cepat dan secara teori menghasilkan kualitas yang baik.
Komentar
Posting Komentar